Sabtu, 22 Maret 2014

Kemarin kulihat awan membentuk wajahmu

Desah angin meniupkan namamu

Tubuhku terpaku

Semalam bulan sabit melengkungkan senyummu

Tabur bintang serupa kilau auramu

Aku pun sadari, ku segera berlari

cepat pulang

cepat kembali, jangan pergi lagi

firasatku ingin kau tuk cepat pulang

cepat kembali, jangan pergi lagi

Alirnya bagai sungai yang mendamba samudera

Ku tahu pasti kemanakan ku bermuara

Semoga ada waktu, sayangku

Ku percaya alam pun berbahasa

Ada makna di balik semua pertanda

Firasat ini rasa rindukah atau kah hanya bayang

Aku tak peduli, ku terus berlari

dan lihatlah sayang

hujan terus membasahi

seolah turun air mata